Program Spiritual S45P | Posted in mantra sedulur papat lima pancer , program guru spiritual kejawen , program kasepuhan sedulur papat lima pancer , program kebatinan sedulur papat lima pancer , sedulur papat lima pancer dalam kaweruh kejawen
Dalam mistisme Jawa atau cara pandang orang Kejawen, meyakini bahwa manusia tidak hadir sendiri di muka bumi ini,
melainkan didampingi saudara ghaibnya yaitu empat pamomong. Kita di bumi memiliki sedulur papat lima pancer yang
merupakan saudara empat kita, kelima diri kita sendiri. Sedulur papat
lima pancer, merupakan penghormatan pada orang tua, khususnya ibu yang
sudah melahirkan kita di muka bumi. Yang memberikan kasih sayang tiada
habis-habisnya. Hitungan pasaran yang berjumlah lima menurut kepercayaan
Jawa, juga berdasar pada filosofi sedulur papat lima pancer. Filosofi
sedulur papat lima pancer mengandung pengertian bahwa badan manusia yang
berupa raga, wadag, atau jasad, lahir bersama empat unsur atau roh yang berasal dari tanah, air, api dan udara. Empat itu
masing-masing mempunyai kiblat di empat mata arah angin. Dan yang kelima
berpusat di tengah.
Persamaan tempat kiblat sedulur papat lima pancer bisa dilihat di bawah ini, berdasarkan pasaran weton seseorang:
1. Pasaran Legi bertempat di Timur. Satu tempat dengan unsur udara, memancarkan aura putih.
2. Pasaran Paing bertempat di Selatan. Salah satu tempat dengan unsur api, selalu memancarkan aura sinar merah.
3. Pasaran Pon. Bertempat di barat karena tempat dengan unsur air, memancarkan sinar kuning.
4. Pasaran Wage. Bertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, selalu memancarkan sinar hitam
5. Kelima. Yaitu Kliwon, bertempat di tengah. Merupakan tempat sukma atau jiwa berada, dan memancarkan sinar manca warna.
Dilihat dari penangalan Jawa melalui filosofi sedulur papat lima pancer, dapat diketahui betapa pentingnya pasaran Kliwon, karena berada di tengah atau pusat. Pusat merupakan tempat sukma yang memancarkan perbawa atau pengaruh kepada sedulur papat atau empat saudaranya. Satu peredaran keblat papat kalima pancer, dimulai dari arah timur berjalan sesuai alur perputaran jam dan berakhir di tengah. Jika dianalogikan, sedulur papat lima pancer seperti ibu yang sedang melahirkan anaknya. Ketika seorang ibu hendak melahirkan kita, sebenarnya perasaan hati dan badannya menahan kesakitan marmatrti, melalui dada. Kemudian lahir jabang bayi dari rahimnya. Setelah itu kaluar ari-ari yang bersifat kuning, lalu keluar darah yang bersifat merah dan tali pusar yang bersifat hitam. Marmarti, ari-ari, darah dan tali pusar inilah yang kemudian dikenal sebagai keempat saudara kita.
Agar sedulur papat selalu membantu kita menjalani kewajiban sebagai manusia, maka mereka haruslah kita rawat. Orang Jawa biasanya merawat mereka dengan bersih-bersih, membakar dupa atau kemenyan, ratus, serta memberi wangi-wangian dan melakukan puja mantra khusus terutama wajib mengetahui kata kunci spiritualnya atau disebut sandi asmo. Sandi asmo bisa anda ketahui jika anda gurukan ada orang yang menguasai ilmu kasepuhan jawa kuno yang original yang silsilahnya dari Eyang Hyang Agung Sri Baginda Prabu Aji Saka, salah satunya adalah beliau Eyang Raden Tjakra Djajaningrat yang secara turun temurun mendapat anugerah dan satu-satunya guru spiritual kejawen yang punya hak mengijazahkan kata kunci spiritual seseorang atauSandi Asmo seseorang tersebut guna membuka gerbang spiritualitasnya untuk keperperluan duniawi ataupun hal kerohanian.
Sedulur Papat Lima Pancer Dalam Kaweruh Kejawen setiap mau makan, setiap mau tidur, mau duduk dan berjalan, dsb. Sedang bekerja atau tidak, orang Jawa selalu menyebut nama empat sedulur mereka mereka. Dengan harapan akan menjaga dirinya, agar jiwa dan raganya senantiasa selamat.
Berikut ini ijazah mantra dari Eyang Raden Tjakra Djajaningrat bab sedulur papat limo pancer original yang tidak akan anda temukan di blog lain kecuali disini, kecuali orang meng copy pastenya.
Mantra Sedulur Papat Untuk Keseharian atau disebut gerak laku urip:
"Hong Ilaheng, marmarti kakang kawah adi ari-ari getih puser, kadangingsun papat lima pancer, ayom ono ing lakuku, sak obah polahku, sak sangkan paranku, siro reksanen aku sadino sawengi biso teguh slamet kersaning Hyang Manon."
Menjelang tidur, juga ada etika untuk menyebut keempat saudara kita dengan mantra diatas agar saat tidur tidak mengalami hal yang tidak diinginkan. Jika merapal mantra diatas hendak tidur maka jenis guna-guna, santet, teluh, atau kejahatan yang nyata menghampirinya, sebab orang akan dilindungi oleh sedulur papat lima pancernya.
Sebenarnya bab Sedulur Papat Lima Pancer Dalam Kaweruh Kejawen, terkait banyak mantra atau doa, namun jika anda menguasai yang original tidaklah banyak mantra yang digunakan, sebab cukup satu mantra saja dan baca sandi asmo pribadi anda dengan itu tinggal niat tujuan anda untuk apa.
Untuk menguaasainya tentu hanya bisa anda ikuti jika anda mengambil program DISINI.
Bagi orang awam maupun orang menggeluti hal kebatinan kejawen, sandi asmo itu hal yang penting sebab ibarat pasword atau kata kunci membuka spiritualitas anda. Tanpa itu niscaya belajar puluhan tahun dan tirakat jangka panjang juga tidak maksimal hasilnya, beda dengan yang memiliki pasword pribadinya maka secara praktis, mudah dan aman bisa memfungsikan untuk segala tujuan hanya dengan niatna saja. Untuk mengetahuinya sangatlah penting, karena tidak semua orang mengetahui rahasianya. Dalam tradisi kejawen beliau Eyang Raden Tjakra Djajaningrat adalah satu-satunya tokoh kejawen yang menguasainya. Tak heran banyak ahli kebatinan kejawen baik tokoh spiritual, pejabat sampai paranormal terkenal datang sowan pada beliau hanya untuk mendapatkan pasword atau sandi asmonya. Karena sandi asmo bisa diketahui jika anda memiliki primbon laduni adam makna dan itu adalah maha karya dari Eyang Raden Tjakra Djajaningrat itu sendiri yang merupakan wedaran dari ajaran guru beliau. Sandi asmo tiap orang berbeda karena nama, tanggal bulan tahun lahir serta jam lahir berbeda juga nama kedua orang tuanya, jadi jika nama samapun pasti sandi asmonya juga berbeda, bab ini hanya beliaunya yang mengetahuinya. Ini merupakan ilmu jawa kuno dari leluhur tanah jawa yang tidak lain adalah Eyang Hyang Agung Sri Baginda Prabu Aji Saka. Sudah saatnya anda belajar ilmu yang asli jangan belajar kulit ari ilmu sedulur papat lima pancer yang diambil dari primbon umum atau artikel buku lainnya yang dimana tidak pada inti ilmu aslinya, jika anda belajar hal itu niscaya akan kecewa. Jika ada yang asli mengapa sekarang kesana kemari cari yang tidak pasti! Temukan hanya DISINI.